Selasa, 19 Oktober 2010

Kepahitan Dalam Kehidupan

Pada suatu hari, seorang Keponakan datang kepada Pamannya yang terkenal Bijaksana. Sang Keponakan pun mengeluh kepada Pamannya ,“Paman..kenapa hidup saya ini selalu menderita..sungguh malang benar nasibku ini, Paman..Masalah yang selalu datang bertubi-tubi..silih berganti seperti tiada habisnya..pahit sekali rasanya hidup ini...!!”
Dengan tidak menjawab dan sepertinya menghiraukan Keponakannya itu..lalu sang Paman tersenyum dan berjalan ke belakang dapur..dan kemudian sang Paman itu mengambil sebungkus bubuk dan melarutkannya ke dalam gelas yang sudah berisikan air putih. Lalu sang Paman berkata,”Keponakanku..minumlah air ini..”. Lalu sang Keponakan pun meminum air yang diberikan oleh Pamannya itu. Dengan setengah berteriak,”Aiicchh...!!! Air apa ini Paman..?? Mengapa rasanya aneh dan pahit sekali..!!!”
Sang Paman pun tersenyum, kemudian dia mengambil lagi sebungkus bubuk yang sama dan mencampurkannya ke dalam ember yang berisikan air putih. Lalu sang Paman berkata kepada keponakannya,”Nahh..keponakanku..sekarang cobalah minum air dalam ember ini..!!” Lalu sang Keponakan pun meminum air yang berada dalam ember tersebut. Dan sesaat kemudian sang Keponakan pun berkata,”Nahh...segarnya air ini Paman..ini baru namanya air..!!”
Tak berapa lama kemudian, sang Paman pun berkata,”Keponakanku..dengan cara inilah kamu bisa mengurangi segala kepahitan-kepahitan dalam kehidupanmu..bubuk yang Paman berikan itu adalah bubuk yang sama..hanya saja Paman menaruhnya dalam 2 tempat yang berbeda..satu di wadah gelas yang kecil dan satunya lagi di dalam wadah yang lebih besar, yaitu ember. Dalam setiap kepahitan-kepahitan yang datang kepadamu..janganlah kamu menaruhnya di dalam hatimu yang kecil..akan tetapi lapangkanlah hatimu..besarkanlah hatimu..semakin besar kepahitan-kepahitanmu..semakin besarkan pula lah hatimu..maka segala kepahitan-kepahitan itu tidak akan terasa lagi dalam dirimu...”
Lalu sang Keponakan pun mengangguk-angguk terkagum-kagum mendengar penjelasan Pamannya ini...dan berkata,”iya Paman..sekarang aku mengerti apa yang harus aku lakukan untuk menghadapi kepahitan-kepahitan dalam kehidupan ini..terima kasih Paman atas pengalaman yang sangat berharga ini”. Lalu sang paman pun tersenyum sambil menepuk-nepuk pundak keponakannya ini.
By : Handy Zhou (Handy Soesanto)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar